Jumat, 29 November 2019

ANALGETIK


Analgetik adalah bahan atau obat yang digunakan untuk menekan atau mengurangi rasa sakit atau nyeri tanpa menyebabkan hilangnya kesadaran  (Sumardjo, 2009). Menurut Dorland (2002), analgesik sama dengan analgetik yang artinya menghilangkan nyeri. Mutschler (1991), menyebutkan analgetik adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi umum. Analgetik terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu analgetik opioid dan analgetik non-opioid. Analgetik opioid merupakan kelompok obat yang selain memiliki efek analgetik, juga memiliki efek seperti opium (Gunawan, 2008). Analgetik opioid digunakan dalam penatalaksanaan nyeri sedang sampai berat (Price, 2006). Nyeri menjadi salah satu alasan utama seseorang datang untuk mencari pertolongan medis karena sebagian besar penyakit pada tubuh menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal merupakan suatu gejala, yang berfungsi melindungi tubuh (Price, 2006). Nyeri dapat diklasifikasikan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik berdasarkan lamanya nyeri. Nyeri dengan durasi sampai 7 hari yang biasanya terjadi secara mendadak disebut nyeri akut. Nyeri kronik adalah nyeri dengan durasi lebih dari 7 hari, bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun (Ikawati, 2011).
MACAM-MACAM OBAT ANALGETIK
Ada dua jenis analgetik, analgetik narkotik dan analgetik non narkotik. Selain berdasarkan struktur kimianya, pembagian diatas juga didasarkan pada nyeri yang dapat dihilangkan.
1. Analgetik Opioid atau Analgetik Narkotika
Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal dari tumbuhan Papever somniferum atau dari senyawa sintetik. Analgetik ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai hebat dan nyeri yang bersumber dari organ viseral. Penggunaan berulang dan tidak sesuai aturan dapat menimbulkan toleransi dan ketergantungan.
Semua anlagetik narkotik dapat mengurangi nyeri yang hebat tetapi potensi, onzzet, dan efek sampingnya berbeda-beda secara kualitatif maupun kuantitatif. Efek samping yang paling sering adalah mual, muntah, konstipasi, dan ngantuk. Dosis yang besar dapat menyebabkan hipotensi serta depresi pernapasan.
Morfin dan petidinn merupakan analgetik narkotik yang paling banyak dipakai untuk nyeri hebat walaupun menimbulkan mual dan muntah. Obat ini di indonesia tersedia dalam bentuk injeksi dan masih merupaan standar yang digunakan sebagai pembanding bagi analgetik narkotik lainnya. Selain menghilangkan nyeri, morfin dapat menimbulkan euforia dan gangguan mental. Berikut adalah contoh analgetik narkotik yang sampai sekarang masih digunakan di Indonesia :
-          Morfin HCl
-          Kodein (tunggal atau kombinasi dengan parasetamol)
-          Fentanil HCl
-          Petidin
-          Tramadol
2. Analgetik Non-narkotik
Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunaan Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).
Macam-macam obat Analgesik Non-Narkotik :
a.       Ibupropen
Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan meminim obat ini.
b.      Paracetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.
c.       Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan.G.Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Balai Penerbit FKUI.  Jakarta.
Pandey,P.V.,W. Bodhi dan  A. Yudistira.2013.Uji Efek Analgetik Ekstrak Rumput Teki (Cyperus Rotundus L.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Novergicus).Jurnal Ilmiah Farmasi.2(2):44-488.
Permasalahan:
1. Bagaimana dengan Mekanisme kerja Analgetik Opioid
2. Jika mengkonsumsi obat analgetik,bagaimana dengan efek samping yang dapat ditimbulkan
3. Bagaimana denganMekanisme Kerja Obat Analgesik Non-Nakotik

11 komentar:

  1. Hii eza,trima kasih atas paparannya,,Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1:
    Mekanisme kerja analgetik apioid yaitu analgetik opioid berikatan dg (sisa) reseptor opioid pd SSP (yg belum ditempati endorfin) shg mengubah persepsi & respon thd stimulus nyeri sambil menghasilkan depresi SSP secara umum.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya akan menambahkan jawabannya yaitu Opioid : Agonis ligand endogen

      •Dalam keadaan normal reseptor Opioid  ditempati oleh Ligand endogen.

      •Contoh senyawa ligand endogen :

         Met-enkefalin, Leu-enkefalin,

         b-endorfin, a-endorfin, c-endorfin

      Hapus
  2. Saya mencoba menjawab permaslahan no 2:
    Efek samping yang ditimbukan yaitu:
    *Sakit perut
    *Sakit kepala
    *Kulit mudah memar
    *Telinga berdenging
    *Mual
    *Muntah
    *Kelelahan parah
    *Urin berwarna gelap
    *Mata dan kulit menguning
    *Diare
    *Sembelit

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jawabannya sudah benar, tetapi saya akan menambahkan efek sampingnya atau melengkapainya Euforia

      •Sedasi

      •Depresi pusat nafas

      •Stimulasi pusat muntah

      •Depresi pusat batuk

      •Kekakuan trunkus

      •Peningkatan tekanan intrakranial

      Kardiovaskular

      Saluran cerna

      Urogenital

      Uterus

      Endokrin

      Hapus
  3. Hi eza . Saya akn membantu menjawab soal nomor.3 .. menurut literatur yang pernah saya baca, mekanisme kerja obat analgetik non-narkotik yaitu:
    Dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase,serta pembentukan prostaglandin dari asam arachidonat terhambat menjadi terhambat atau berkurang.
    Semoga bermanfaat ☺️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya akan menambahkan Obat-obat ini sering disebut golongan obat analgetika-antipiretik atau Non Steroidal Anti-Inflamatory Drugs (NSAID) juga dinamakan analgetika perifer, karena tidak mempengaruhi susunan saraf pusat, tidak menurunkan kesadaran, ataupun mengakibatkan ketagihan. Semua analgetika perifer memiliki sifat antipiretik yaitu penurunan panas pada kondisi demam. Sebagian besar efek samping dan efek terapinya berdasarkan atas mekanisme penghambatan biosintesis prostaglandin. Mekanisme kerjanya sebagai analgetik yaitu dengan jalan menghambat secara langsung dan selektif enzim-enzim yang mengkatalisis biosintesis prostaglandin, seperti siklooksigenase sehingga mampu mecegah stimulasi reseptor nyeri.

      Hapus
  4. Hai eza saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1. Menurut literatur yg saya baca , Mekanisme kerja analgetik apioid yaitu analgetik opioid berikatan dengan (sisa) reseptor opioid pd SSP sehingga mengubah persepsi & respon terhadap stimulus nyeri sambil menghasilkan depresi SSP secara umum.

    BalasHapus
    Balasan
    1. menghambat adenilat siklase dari neuron, sehingga terjadi penghambatan sintesis c-AMP (siklik Adenosin Mono Phosphat), selanjutnya menyebabkan perubahan keseimbangan antara neuron noradrenergik, serotonik dan kolinergik. Mekanisme kerja yang sesungguhnya belum benar-benar jelas.

      Hapus
  5. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1



    Mekanisme Kerja Obat Analgesik 1.Analgesik Nonopioid / Perifer (Non-Opioid Analgesik)
    Ob at -ob di sebuahda lamke lo mp okdi isaya mi li kita rg etak sipa daen zim ,ya ituen zim siklooksigenase(PENGEMUDI). PENGEMUDI menghadiri dalam sintesis penengah nyeri, shalat sendirian adalah prostaglandin.Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok pembentukan prostaglandindengan jalan menginhibisi enzim PENGEMUDI pada daerah yang terluka dengan demikianmengurangi pembentukan penengah nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan N! "#dan COX- $ inhibitor. % & ek samping yang pagar umum dari golongan obat ini adalahgangguan lambung usus, Kerusakan darah, Kerusakan hati dan ginjal juga reaksi alergi dikulit. % & ek samping biasanya karena oleh penggunaan dalam jangka 'aktu lama dan dosisbesar (! nah, $  * *).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Analgetik jenis ini umumnya mengurangi kesadaran (sifat yang meredakan dan menidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia), mengakibatkan toleransi dan habituasi, ketergantungan fisik dan psikis dengan gejala-gejala abstinensi bilapenggunaan dihentikan

      Hapus
  6. saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1. Menurut literatur yg saya baca , Mekanisme kerja analgetik apioid yaitu analgetik opioid berikatan dengan (sisa) reseptor opioid pd SSP sehingga mengubah persepsi & respon terhadap stimulus nyeri sambil menghasilkan depresi SSP secara umum.

    BalasHapus